Perbandingan Nebulisasi Preoperasi Lidokain dengan Kombinasi Lidokain dan Budesonid terhadap Skala Nyeri Tenggorok Pascaoperasi Akibat Intubasi Endotrakea
Ilman Hakim Arifin, Budiana Rismawan, Ardi Zulfariansyah
Abstract
Komplikasi intubasi dengan pipa endotrakeal (ETT) yang paling sering adalah nyeri tenggorok pascaoperasi/postoperative sore throat (POST). Insidensi POST berkisar 14,4%−50%. Penggunaan metode farmakologi terbukti menurunkan angka kejadian POST melalui efek analgesia dan anti-inflamasi. Salah satu obat yang sering digunakan untuk pencegahan POST adalah nebulisasi lidokain. Nebulisasi steroid juga efektif karena dapat mengurangi inflamasi, edema, transudasi cairan, dan juga derajat nyeri. Penelitian ini membandingkan antara nebulisasi preoperasi dengan lidokain dan nebulisasi preoperasi dengan lidokain dengan budesonide. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung antara bulan Oktober–Desember 2023 yang menggunakan analitik komparatif eksperimental, dengan rancangan double blind randomized controlled trial terhadap dua kelompok penelitian. pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan cara consecutive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney dan normalitas data menggunakan Uji Shapiro wilk. Hasil penelitian karakteristik umum subjek penelitian didapatkan data terdistribusi normal. Pada Jam ke-1, 2, 4 didapatkan skala nyeri tenggorokan antara kelompok lidokain dan lidokain+budesonide p>0,05 atau tidak signifikan, pada jam ke-6, 12, 24 skala nyeri tenggorokan antara kelompok lidokain dan lidokain+budesonide p<0,05 atau signifikan. Simpulan yang didapatkan adalah skala nyeri tenggorok pascaoperasi pada pemberian nebulisasi lidokain dan budesonid preoperasi lebih kecil dibanding dengan nebulisasi lidokain saja.