Karakteristik Pasien dengan Trakeostomi di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2021–Desember 2022

Dewi Ramadani, Suwarman Suwarman, Indriasari Indriasari

Abstract


Cedera laring dan pita suara karena ventilasi mekanik jangka panjang menjadi salah satu alasan dilakukannya trakeostomi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif untuk mengetahui karakteristik pasien trakeostomi di ruang rawat intensif RSHS Bandung pada Januari 2021–Desember 2022 Karakterisitk pasien dengan skor APACHE II <25 (87%), 54% memiliki komorbid, indikasi terbanyak masalah otak (48,9%), 62,2% trakeostomi dini, 53,3% trakeostomi surgikal. Rerata lama hari rawat ruang intensif antara trakeostomi dini vs trakeostomi lanjut adalah 21,2 vs 31,1 dan 25 vs 36,8, rerata durasi ventilasi mekanik trakeostomi dini 12,2 hari. Pasien hidup 13,3%, seluruhnya dewasa, laki-laki, skor APACHE <25, 50% tanpa komorbid, seluruhnya trakeostomi dini; teknik surgikal dan dilatasi per kutan sama banyak. Mortalitas 86,7%; kelompok dewasa 86,1%; kelompok geriatri 88,9%; skor APACHE II <25 84,6%; skor APACHE II ≥25 seluruhnya meninggal, 26,2% >satu komorbid, 56% trakeostomi dini; 54% trakeostomi surgikal. Angka kejadian VAP 13,3% semuanya meninggal. Simpulan: Kelompok pasien hidup menjalani trakeostomi dini, skor APACHE II <25. Lama hari rawat ruang intensif dan rumah sakit trakeostomi dini lebih singkat dibandingkan trakeostomi lanjut, durasi ventilasi mekanik tidak dapat dibanding dengan karena semua pasien trakeostomi lanjut meninggal. Semua pasien VAP meninggal.

 

Keywords


Trakeostomi dilatasi per kutan; trakeostomi dini; trakeostomi lanjut; trakeostomi; surgikal, VAP

Full Text:

PDF

References


  1. Choi GY, Joynt GM. Airway management and acute airway obstruction. 2019. Dalam: Beirsein Ad, Soni N, Penyunting. China: Elsevier. hlm. 378–79.
  2. Cheung NH, Napolitano LM. Tracheostomy: epidemiology, indications, timing,technique, and outcomes. Respiratory Care. 2014;59:895–919.
  3. Kurniawati L, Pitoyo CW, Rumende M, Mansjoer A. Hubungan antara jarak waktu trakeostomi dengan mortalitas pasien kritis terventilasi mekanik di unit perawatan intensif. Indones J CHEST Critical Emerg Med. 2014;1(2):66–73.
  4. Toeg H, French D, Gilbert S, Rubens F. Incidence of sternal wound infection after tracheostomy in patients undergoing cardiac surgery: a systematic review and meta-analysis. J Thorac Cardiovasc Surg,. 2017;153(6):1394–400.e7.
  5. Andriolo BNG, Andriolo RB, Saconato H, Atallah Á, Valente O. Early versus late tracheostomy for critically ill patients. Cochrane Database Systematic Rev. 2015;1(1):CD007271.
  6. Mahmood K, Eldeirawi K, Wahidi MM. Association of gender with outcomes in critically ill patients. Crit Care. 2012;16(3):R92.
  7. Pamugar B, Pradian E, Fuadi I. Gambaran Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation (APACHE) II, lama perawatan, dan luaran pasien di Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2017. JAP. 2018;6:168–74.
  8. Rap A, Shyam D. Scoring systems in the intensive care unit: A compendium. Indian J Crit Care Med. 2014;18:220–8.
  9. Naved SA, Siddiqui S, Khan FH. APACHE-II score correlation with mortality and length of stay in an intensive care unit. JCPSP. 2011;21(1):4–8.
  10. De Geer L, Fredrikson M, Tibblin AO. Frailty predicts 30-day mortality in intensive care patients: a prospective prediction study. Euro J Anaesthesiol. 2020;37(11):1058–65.
  11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1541/2022 tentang pedoman nasional pelayanan kedokteran Tata Laksana Anestesiologi dan Terapi Intensif. Jakarta Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2022.
  12. Arif SK, Setiawan A, Hisbullah, Muchtar F, Nurdin H. Comparison of outcome between percutaneous dilatation tracheostomy and surgical tracheostomy in intensive care unit of Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital Makassar. Crit Care Shock. 2019;22(5):253–7.
  13. Abe T, Madotto F, Pham T, Nagata I, Uchida M, Tamiya N, dkk. Epidemiology and patterns of tracheostomy practice in patients with acute respiratory distress syndrome in ICUs across 50 countries. Critical Care 2018;22(195):1–16.
  14. Rumbak M, Newton M, Truncale T, Schwartz S, Adams J, Hazard P. A prospective, randomized, study comparing early percutaneous dilational tracheotomy to prolonged translaryngeal intubation (delayed tracheotomy) in critically ill medical patients. Crit Care Med. 2004;32:1689–94.
  15. Zheng Y, Sui F, Chen X, Zhang G-C, Wang X-W, Zhao S, dkk. Early versus late percutaneous dilational tracheostomy in critically ill patients anticipated requiring prolonged mechanical ventilation. Chin Med J. 2012;125(11):1925–30.
  16. Singh G, Kurniawati L, Pitoyo CW, Mansjoer A, Rumende CM. Hubungan waktu trakeostomi dengan durasi ventilasi mekanik pascatrakeostomi di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. IndonesJournal of CHEST Critical and Emergency Medicine 2014;1(4):150–3.
  17. Chorath K, Hoang A, Rajasekaran K, Moreira A. Association of early vs late tracheostomy placement with pneumonia and ventilator days in critically ill patients: A meta-analysis. JAMA Otolaryngo Head Neck Surg. 2021;147(5):450–9.




DOI: https://doi.org/10.15851/jap.v11n3.3372

Article Metrics

Abstract view : 580 times
PDF - 262 times



 

This Journal indexed by

                   

           


 
Creative Commons License
JAP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

 



View My Stats