Perbandingan Chula Formula dengan Auskultasi 5 Titik terhadap Kedalaman Optimal Pipa Endotracheal pada Anestesi Umum di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Abstract
Kedalaman pipa endotracheal (ETT) yang optimal menjadi salah satu perhatian utama karena komplikasi terkait dengan malposisi ETT. Auskultasi 5 titik merupakan metode yang digunakan dalam menentukan kedalaman ETT. Namun, teknik tersebut masih memiliki potensi malposisi ETT. Penggunaan chula formula terbukti dapat digunakan untuk menentukan kedalaman ETT yang optimal. Penelitian ini bermaksud menilai ketepatan kedalaman yang optimal penempatan ETT setelah dilakukan intubasi endotrakea menggunakan chula formula dibanding dengan tektik auskultasi 5 titik. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif analitik komparatif yang dilakukan pada 48 orang pasien berusia ≥18 tahun, status fisik American Society of Anesthesiology (ASA) I–II di ruang bedah terjadwal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada Oktober 2017. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan, yaitu kelompok penentuan kedalaman ETT menggunakan teknik auskultasi 5 titik dan kelompok yang dilakukan menggunakan chula formula. Dilakukan penilaian jarak ujung ETT terhadap carina menggunakan fiberoptic bronchoscope (FOB). Hasil penelitian ini menunjukkan kedalaman optimal ETT menggunakan chula formula lebih baik dibanding dengan teknik auskultasi 5 titik. Analisis statistik menggunakan uji Exact Fisher. Hasil analisis menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah penggunaan chula formula menghasilkan kedalaman ETT yang lebih optimal.
Kata kunci: Auskultasi 5 titik, bronkoskopi fiberoptik, chula formula, intubasi endotrakea, kedalaman ETT
Keywords
Full Text:
PDFReferences
udraraju P, Eisen LA. Confirmation of endotracheal tube position: a narrative review. J Intens Care Med. 2009;24(5):283–92.
Varshney M, Sharma K, Kumar R, Varshney PG. Appropriate depth of placement of oral endotracheal tube and its possible determinants in Indian adult. Indian J Anaesth. 2011;55(5):488–93.
Sharma K, Varshney M, Kumar R. Tracheal tube fixation: the effect on depth of insertion of midline fixation compared to the angle of the mouth. Anaesthesia. 2009;64(1):383–6.
Mukherjee S, Ray M, Pal R. Bedside prediction of airway length by measuring upper incisor manubrio-sternal joint length. J Anaesthesiol Clin Pharmacol. 2014;30(2):188–94.
Berry JM, Harvey S. Laryngoscopic orotracheal and nasotracheal intubation. Dalam: Hagberg CA, penyunting. Benumof and Hagberg’s airway management. Edisi ke-3. Philadelpia: Elsevier Saunders; 2013. hlm. 346–58.
Ramsingh D, Frank E, Haughton R, Schiling J, Gimenez KM, Banh E, dkk. Auscultation versus point-of-care ultrasound to determine endotracheal versus bronchial intubation, a dioagnostic accuracy study. Anesthesiology. 2016;124(5):1012–20.
Geisser W, Maybauer DM, Wolff H, Pfenninger E, Maybauer MO. Radiological validation of tracheal tube insertion depth in out-of-hospital and in-hospital emergency patients. Anaesthesia. 2009;64(1):973–7.
Collins SR, Blank RS. Fiberoptic Intubation: an overview and update. Respir Care. 2014;59(6):865–80.
Gomez JC, Melo LP, Orozco Y, Chicangana GA, Osori DC. Estimation of the optimum length of endotracheal tube insertion in adults. Rev Colomb Anestesiol. 2016;44(3):228–34.
Boucher N, Prystupa A, Witczak A, Walczak E, Dzida G, Panasiuk L. Lung auscultation - identifcation of common lung sound abnormalities and associated pathologies. J Pre-Clin Clin Res. 2013;7(1):32–5.
Pang G, Edward MJ, Greenland KB. Vocal cord-carina distance in anethestised Caucasian adult and its clinical implications for tracheal intubation. Anaesth Intens Care. 2010;38:1029–33.
DOI: https://doi.org/10.15851/jap.v6n1.1286
Article Metrics
Abstract view : 2200 timesPDF - 1835 times
This Journal indexed by
JAP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
View My Stats