Monositosis dan Limfositosis Merupakan Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue pada Anak

Dana Nur Prihadi, Tetty Yuniati, Azhali Manggu S

Abstract


Infeksi dengue dengan spektrum klinisnya yang luas masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Responsimun berlebihan pada demam berdarah dengue (DBD) yang mengakibatkan kebocoran plasma terjadi karenaproduksi sitokin berlebihan oleh monosit serta limfosit yang meningkat jumlah dan aktivitasnya. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui apakah monositosis dan limfositosis merupakan faktor risiko DBD pada anak.Rancangan penelitian ini adalah kasus kontrol dengan subjek anak usia ≤ 14 tahun yang memenuhi kriteria klinisdemam dengue (DD) dan DBD menurut WHO (1997) disertai bukti infeksi dengue secara serologis. Dilakukanpengambilan sampel darah kapiler pada saat kedatangan atau penegakan diagnosis. Analisis statistik dilakukandengan uji chi kuadrat dan Mann-Whitney untuk mengetahui karakteristik umum, perbedaan jumlah monosit danlimfosit pada DD dan DBD, serta analisis regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan monositosis danlimfositosis dengan kejadian DBD. Seluruh perhitungan statistik dikerjakan dengan piranti lunak SPSS versi 17.0for Windows. Didapatkan subjek DD dan DBD masing-masing 50 anak. Rata-rata jumlah monosit pada pasien DDdan DBD adalah 95,16/mm3 dan 215,87/mm3, sedangkan rata-rata jumlah limfosit pada pasien DD dan DBD adalah1.113,63/mm3 dan 2.830,32/mm3; p<0,001. Titik potong jumlah monosit pada DBD yaitu >96/mm3 dan titik potongjumlah limfosit pada DBD yaitu >1.472/mm3. Odds ratio (OR) monositosis (interval kepercayaan 95%) yaitu 6,55;p=0,011 dan OR limfositosis (interval kepercayaan 95%) yaitu 43,76; p<0,001. Dengan adanya monositosis padainfeksi dengue akan terjadi risiko DBD sebanyak 6,55 kali dan dengan adanya limfositosis akan terjadi risiko DBDsebanyak 43,76 kali. Disimpulkan bahwa monositosis dan limfositosis merupakan faktor risiko DBD pada anak.[MKB. 2009;41(4):201-6].

Kata kunci: Monositosis, limfositosis, demam berdarah dengue


Monocytosis and Lymphocytosis are Risk Factors of Dengue Hemorrhagic Fever in Children

Dengue infection with its broad clinical spectrum remains a health problem in Indonesia. An aberrant immuneresponse in plasma leakage of dengue hemorrhagic fever (DHF) caused by increases of monocytes and lymphocytes.The aim of this study was to investigate that monocytosis and lymphocytosis were risk factor of DHF in children. Acase control study was conducted at Child Health Department Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, from Aprilto June, 2009. Children aged ≤14 years who fulfilled the clinical criteria for dengue fever (DF) and denguehemorrhagic fever (DHF), according to WHO (1997) confirmed with serologic test. Monocytes and lymphocytescount were measured on admission. Data were analyzed using chi square test, Mann-Whitney test, and multiplelogistic regression. The best cut-off point was determined using receiver operator characteristic (ROC) curve. All statistical computations were perfomed using SPSS 17.0 for Windows software. There were 50 DF and 50 DHF. Themean level of monocytes for DF and DHF patients were 95.16/mm3 and 215.87/mm3; p<0.001. The mean level oflymphocytes for DF and DHF patients were 1,113.63/mm3 and 2,830.32/mm3; p<0.001. Cut-off point of monocyteswas >96/mm3 and lymphocytes was >1,472/mm3. Odds ratio (OR) of monocytosis (confidence interval 95%) was6.55; p=0.011 and OR of lymphocitosis (confidence interval 95%) was 43.76; p<0,001. If monocytosis was present,risk of DHF was 6.55 and lymphocytosis was present, risk of DHF was 43.76. It is concluded that monocytosis andlymphocytosis are risk factors of DHF in children. [MKB. 2009;41(4):201-6].

Key words: Monocytosis, lymphocytosis, dengue hemorrhagic fever

 

DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v41n4.254


Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract view : 7215 times
PDF - 1102 times




 


Creative Commons License
MKB is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

 


View My Stats