Muh. Rezah Rahim Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin/RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar Indonesia
A. M. Takdir Musba Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin/RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar Indonesia
Ari Santri Palinrungi Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin/RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar Indonesia
Muh. Ramli Ahmad Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin/RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar Indonesia
Ratnawati Muhadi Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin/RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar Indonesia
Muhammad Rum Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin/RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar Indonesia
Perbandingan antara Kombinasi Ibuprofen dan Parasetamol dengan Ketorolak dan Parasetamol Intravena Terhadap Derajat Nyeri dan Rasio Neutrofil Limfosit Pasca-Functional Endoscopic Sinus Surgery
Muh. Rezah Rahim, A. M. Takdir Musba, Ari Santri Palinrungi, Muh. Ramli Ahmad, Ratnawati Muhadi, Muhammad Rum
Abstract
Functional endoscopic sinus surgery (FESS) adalah metode gold-standard pada manajemen rinosinusitis kronik. Prosedur ini tetap menimbulkan rasa nyeri pascaoperasi, walaupun tindakan bersifat minimal invasif. Parasetamol yang dikombinasikan dengan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dapat digunakan untuk analgesik pascaoperasi. Hal lain yang perlu diperhatikan sebagai faktor prognostik adalah nilai rasio neutrofil limfosit (RNL). Penelitian ini mengamati penggunaan analgesia multimodal pada nyeri pascaoperasi serta apakah terdapat hubungan dengan RNL yang dilakukan di RSUlP Wahidin Suldirohulsodo dan rumah sakit jejaring antara bulan Agustus 2023 hingga Februari 2024. Desain penelitian adalah uji acak tersamar ganda yang membandingkan kelompok P1 (pemberian kombinasi parasetamol dan ibuprofen intravena [IV]) dengan kelompok P2 (kombinasi parasetamol dan ketorolak IV) pascaoperasi FESS. RNL dihitung perioperatif, jam ke-6 dan ke-24 pascaoperasi. Penilaian derajat nyeri dilakukan pada 6 jam, 12 jam, 24 jam dan 48 jam pascaoperasi. Total didapatkan 40 pasien yang dibagi ke dua kelompok. Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada derajat nyeri antar kelompok (p>0,05) dan juga RNL (p>0,05). Kombinasi parasetamol baik dengan ibuprofen maupun ketorolak dapat menjadi pilihan sebagai multimodal analgesia pascaoperasi.