Perbandingan Granisetron 0,01 mg/KgBb dengan Ondansetron 0,08 Mg/Kg.Bb Untuk Mencegah Mual Muntah Pascaoperasi Dini Mastektomi Radikal Modifikasi
Abstract
Mual muntah pascaoperasi tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien, namun juga menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit, regurgitasi dan aspirasi, perdarahan serta lepasnya jahitan pembedahan. Pasien yang mengalami mual muntah pascaoperasi akan membutuhkan perhatian dan pengobatan lebih lanjut yang tentu saja meningkatkan biaya pelayanan medis. Wanita yang menjalani mastektomi dengan disertai pengambilan kelenjar getah bening ketiak mempunyai resiko tinggi terjadinya mual muntah pasca operasi. Banyak anti muntah yang diberikan termasuk diantaranya antihistamin, butyrophenon, dan antagonis reseptor dopamin telah dilaporkan mempunyai efek samping yang tidak diinginkan antara lain sedasi yang berlebihan, hipotensi, mulut kering, dysphoria, halusinasi dan efek ekstrapiramidal. Antagonis reseptor 5 HT3 memberikan kemajuan yang besar sebagai penanganan mual muntah pascaoperasi karena efek sampingnya yang sedikit bila dibandingkan dengan obat-obat anti muntah sebelumnya. Penelitian ini akan membandingkan dua obat antagonis reseptor 5 HT3 yaitu granisetron dengan ondansetron dalam mencegah mual muntah pascaoperasi dini mastektomi radikal modifikasi. Dilakukan penelitian pada 58 pasien ASA I dan II yang dilakukan mastektomi radikal modifikasi dengan anestesi umum. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan uji klinis acak terkontrol buta ganda. Sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan randomisasi blok. Kelompok G diberikan granisetron 0,01 gr/kg.bb dan kelompok O diberikan ondansetron 0,08 mg/kg.bb. Obat perlakuan diberikan intravena 30 menit sebelum operasi selesai Evaluasi dilakukan pada tekanan darah, denyut jantung, saturasi oksigen dan lama pembedahan. Mual muntah pascaoperasi dinilai segera setelah operasi tiap jam sampai 6 jam pascaoperasi (mual muntah pascaoperasi dini) dengan 4 skala (0-3). Data dianalisis dengan uji-t, uji Chi-square, uji Mann-Whitney, dan uji Exact Fisher pada program SPSS ver.16 Windows. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kecenderungan keluhan mual muntah pascaoperasi lebih banyak terjadi pada kelompok O (27,6%) dibandingkan dengan kelompok G (6,9%). Pada analisis statistik yang dilakukan dengan uji Chi-square didapatkan hasil perbedaan yang bermakna (p <0,05). Simpulan pemberian granisetron 0,01 gr/kg.bb intravena lebih baik dibandingkan dengan ondansetron 0,08 mg/kg.bb. intravena dalam dalam menurunkan kejadian mual muntah pascaoperasi dini mastektomi radikal modifikasi.
Kata kunci: Mual muntah pascaoperasi dini, granisetron, ondansetron, mastektomi radikal modifikasi
Comparison Granisetron 0.01 Mg / Kg.Bb With Ondansetron 0.08 Mg / Kg.Bb To Prevent Early Postoperative Nausea Vomiting Modified Radical Mastectomy
Postoperative nausea and vomiting not only cause discomfort to the patient, but also lead to electrolyte imbalance, regurgitation and aspiration, bleeding and loss of surgical sutures. Patients who experience postoperative nausea and vomiting will require further attention and treatment which of course increases the cost of medical services. Women who underwent mastectomy with accompanying decision underarm lymph nodes have a high risk of postoperative nausea and vomiting. Many anti-vomiting are given including antihistamines, butyrophenon, and dopamine receptor antagonists have been reported to have undesirable side effects including excessive sedation, hypotension, dry mouth, dysphoria, hallucinations and extrapyramidal effects. 5 HT3 receptor antagonists provide a major advancement for treatment of postoperative nausea and vomiting due to fewer side effects when compared with anti-vomiting medications before. This study will compare the two drugs 5 HT3 receptor antagonist granisetron with ondansetron in preventing postoperative nausea and vomiting modified radical mastectomy early. Conducted research on 58 patients ASA I and II modified radical mastectomy is performed under general anesthesia. Sampling was carried out using double-blind randomized controlled trial. Samples were divided into two groups by block randomization. Group G is given granisetron 0.01 gr / kg.bb and group O is given ondansetron 0.08 mg / kg.bb. Drug treatment is administered intravenously 30 minutes before the surgery ended on a complete evaluation of blood pressure, heart rate, oxygen saturation and length of surgery. Postoperative nausea and vomiting shortly after surgery assessed every hour until 6 hours after surgery (early postoperative nausea and vomiting) to 4 scale (0-3). Data were analyzed by t-test, Chi-square test, Mann-Whitney test and Fisher's Exact test on Windows SPSS ver.16 The results suggest there is a tendency complaints of postoperative nausea and vomiting occurs more frequently in group O (27.6%) compared with group G (6.9%). In the statistical analysis performed with Chi-square test results obtained were significant differences (p <0.05). Conclusion that the provision of granisetron 0.01 mg / kg.bb better than intravenous ondansetron 0.08 mg / kg.bb. intravenously in lowering the incidence of early postoperative nausea and vomiting modified radical mastectomy.
Keywords: early postoperative nausea and vomiting, granisetron, ondansetron, modified radical mastectomy
DOI: 10.15851/jap.v1n1.158
Article Metrics
Abstract view : 4301 timesThis Journal indexed by
JAP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
View My Stats